Headlines

RENUNGAN

PUJIAN PENYEMBAHAN

GERAKAN DOA

» » » 14 PERISTIWA TERJADI DI PAPUA, DAN PULUHAN MENINGGAL DUNIA



14 PERISTIWA PULUHAN ORANG MENINGGAL DUNIA DI
PAPUA, KITA HARU MELAWAN KEJAHATAN KEMANUSIAN DAN HEGEMONI KOLONIAL INDONESIA



Penjajahan hari bukan lagi penjajahan Kolonialisme tetapi Neokolonialime yaitu penjajahan secara sitematis, masif dan terstruktur dilakukan koloniala Indonesia di wilayah koloni west Papua, sehingga tidak terlihat bentuk penjajahan secara fisik. Penguasa kolonial indonesia sedang menerapkan pejahan Neokolonialisme hari ini di Papua barat, melalui progam busuk yang dirancang di jakarta yang diawasi oleh BIN dan basis.
program -program busuk tersebut hanya untuk memperluas wilayah koloninya melalui Pemekaran Provinsi, pemekaran kabupaten kota, Otonomi khusus, UP4B, Respek, pembangunan 700-500 an Ribuh Rumah di setiap kabupaten, Uang Miliyaran rupiah ke kampung -kampung atau RT/RW, Pembangunan jalan trans dan juga rel kereta api di Papua.
Semua program Kolonial di Papua ini merupakan HEGEMONI penjajah untuk mengalikan perhatian rakyat, agar rakyat Papua Lupa perjuagan dan terlena dalam hegemoni penjajah. Rakyat Papua di manjakan atau mengina bo-bokan oleh hegemoni kolonial ahirnya Rakyat Papua sudah lupa berkebun, lupa cari ikan di laut sebagai nelayan, lupa berburu di Hutan dan hidup ketertantugan pada pemerintah kolonial indonesia.
Jangan heran jika orang tua kita dulu kasih makan ternak seperti babi di kandang dan keluarga di rumah dengan hasil kebun namun saat babi di kandang harus kasih makan dengan beras raskin dari pemerintah kolonial. Kolonial Indonesia berhasil mencuci watak orang Papua utuk selalu hidup ketekantunganya pada penguasa. Kini manusia Papua menjadi manusia pragmatis yang selalu berfikir instan dan tidak mau bekerja keras, contohnya Orang tua lupa berkebun lalu duduk rumus togel di pasar-pasar kerena segala sesuatu harus solusinya uang pada hal di kebun ada uang di laut ada solusi di hutan ada makanan.
Orang papua dalam brokrasi kolonial juga demikian karena mereka seperti ikan hidup dalam aquarium dan seperti telur ayam yang belum menetas, anak ayam ada dalam telur dia berfikir bahwa dia hidup enak, dia merasa ruanganya luas pada hal di luar lebih luas banyak hal belum dia ketahui, setelah menetas dia tau bahwa dunia ini luas. Demikian juga kaum borjui menjadi manusia pragmatis yang menikmati hegemoni penjajah hidup seperti telur dan ikan dalam aquarium banyak hal yang belum mereka ketahui bagimana rakyat rasakan dan mereka inginkan.
Seringkali Kaum borjuis selalu berfikir bahwa pemekaran sebuah solusi dan selalu minta pemekaran dengan tujuan membuka isolasi dan memperpendek pelayanan pemerintah terhadap rakyat dan memajukan kesejatraan rakyat. Namun orang papua terus melarat dan tertinggal dalam semua aspek pembangunan maupun kesejatraannya . Kesejatran hanya tameng jakarta dan kaum borjuis untuk mencari jabatan. Rakyat hanya obyek dipermainkan, oleh penguasa. Contohnya salah satu daerah pemakaran yaitu Kabupaten Nduga kesehatan buruk banyak orang meniggal karena penyakit yang belum diketahui. Bukan hanya di Nduga namun kabupaten pemekaran lain juga tidak ada Perubahan dan dambak dari sebuah pemekaran nihil.
Selain itu Tidak jelas barometer pembangunan dan kesejatraan, Kesejahtraan hanya tameng mencarai kekuasan . Selain itu pemekaran bukanya memperdayakan rakyat setempat namun rakyat menjadi miniorita dan selalu tersinggir dari pembangunan. Rakyat menjadi penonton, terus menjerit kesakitan dan melarat di tanahnya sediri sedangkan yang mengisi pemekaran adalah orang pendatang dan kaum borjuis yang menikmati hegemoni penjajah.
Jadi pemekaran hanyalah untuk memeperluas administrasi dan memperluas praktek kolonialnya juga membagun sarang-sarang militer untuk membunuh dan menindas rakyat. Selain itu pemekaran bukan solusi tapi hanya untuk mengamankan kepentigan pengusa dan memeprtahankan wilayah koloninya.
Wacana program pemekaran, membuka jalan trans, rel kereta api dan program respek satu kampung 1 Miliaran bukan mensejatrahkan orang Papua tetapi, memperluas wilayah kolonial dan mendatangkan Migran dari luar Papua untuk menikmati kekayaan alam yang melimpah di Papua.
Perlu kita ketahui juga bahwa, Kolonial indonesia menjadikan wilayah Papua Barat sebagai wilayah koloninya juga tidak terlepas dari konspirasi Kapitalisme, Imperalisme Global dan sionis israel yang mengiginkan kakayaan alam yang melimpah di Papua Barat.
Kolonial indonesia tetap mempertahankan wilayah Papua sebagai wilayah koloninya dan Iperalis dan kapitalisme golobal tetap mendukung kolonial agar mereka lebih leluasa menanamkan saham di papua untuk mengexplorasi suber daya alam yang terkandung di bumi cendrawasih.
Hal ini bisa terlihat jelas kolonial indonesia sibuk untuk merebut saham PT.Freeport indonesia di jakarta tanpa memperhatikan nasib pemilik tanah Papua. Jakarta bicara kontrak karja PT. Freeport, mengalikan perhatian buplik sedangkan orang Papua yang meniggal di Ndugama tidak pernah dibicarakan. Sekitar 74 anak meniggal dunia, satu generasi habis dan lenyap secara sistematis, jakarta tidak peduli sama sekali, media pun ikut mendukung peraktek tersebut, tidak pernah mengangkat kematian manusia di Nduga.
Sementara itu aparat kolonial TNI/POLRI terus membunuh rakyat papua yang tak berdosa tanpa manusiawi, untuk mempertahankan wilayah kolonialnya di papua barat. Pembunuhan Penyiksaan, diskriminasi, penagkapan terus melanada di papua.
Pada tanggal 8 Desember tahun 2014, sampai dengan 1 desember 2015, sekitar 13 peristiwa yang memilukan membawa korban jiwa, darah dan air mata belum juga berakhir di Papua Barat. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain :
1. Pembunuhan Masal di Paniai 8 desember 2014, menewaskan 4 pelajar dan puluhan lainya terluka,
2. Penembakan terhadap anak kepala suku FIT NAWIPA, Kepala suku umum timika FIT NAWIPA gorong-gorong timika, Polisis menembak Meki Nawipa Umur 19 Tahun , Sabtu 10 januari 2015 malam, pukul 21.45 malam di Gorong-Gorong Timika.
3. Penembakan Pembubaran Paksa penggalangan dana Kemanusiaan Untuk Vanuatu di Yahukimo tanggal 19 Maret 2015, polisi menembak mati Obang Segenil, dan 6 orang lainya terlukan akibat penembakan yang dilakukan kepolisian.
4. Penembakan di Dogiyai satu orang tewas atas nama PODEPA AGAPA 14 anak sekolah dan 7 orang lainya terluka, pada tanggal 26 juni 2015
5. Pembunuhan Misterius yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian yang berpakian pereman atau militer non oragani di Yahukimo pada tanggal 04 maret 2015, salah satu anggota KNPB yahukimo DENI BAHABOL, dibunuh aprat lalu dibuang di sungai dengan diisi dalam karung.
6. Penembakan 11 orang di Tolikara dan 1 orang atas nama EDI WANIMBO dan 10 orang lainya terluka akibat timah panas aparat, pada tanggal 17 juli 2015
7. Penembakan terhadap 6 warga sipil di timika Pada tanggal 28 agustus 2015, menewaskan, EMANUEL MAIRIMAU, YULIANUS AKOARE dan 4 orang lainya terluka akibat timah panas TNI
8. Pembunuhan dan penikaman serta pembakaran di organda yang mengakiatkan korban mahasiswa di kamkey pada tanggal
9 juni 2015 9. Pembunuhan terhadap KALEB BAGAU di timika pada tanggal 28 sebtember 2015, dilakukan oleh kepolisian.
10. Pemunuhan YAMES KOGOYA yang dilakukan oleh Militer Non organik kemudia dibawah ke Rumah sakit abe pada tanggal 24 september 2015, diduga dilakukan oleh Militer non organik.
11. Penculikan dan penyiksaan oleh polisi terhadap 3 pemuda di pante besyi G jayapura pada tanggal 27 Agustus 2015.
12. Penagkapan dan penyiksaan terhadap salah satu pemudah di merauke oleh kepolisian pada tanggal 28 september 2015.
13. Meniggalnya 74 anak usia dini bahkan orang tua juga di Ndugama sejak Oktober sampai dengan awal desember 2015, ini merupakan bagian dari pelanggaran HAM dan harus dilaporkan ke DEWAN EKONOMI & SOSIAL (EKOCOB)
14. Pembunuhan rakyat sipil di Serui 1 Desember 2015 , Korban Meninggal: Herman Erik Manitori, Yonas Manitori, Darius Anderibi dan Yulianus Robaha. Sedangkan korban luka yang kritis adalah : Agus Manitori, Yance Manitori, Paulinus Wororowai, Anton Toni Runaweri, Sakarias Torobi, Alius Karimati, Daud Luther Ayomi dan Pilemon Ayomi.
Dalam tahun akhir tahun 2014 sampai dengan 1 desember 2015, sekitar 10 puluhan orang meniggal dunia akibat ditembak oleh aparat kolonial sedangan lainya meniggal karena kesehatan. Kemudian puluhan orang disiksa dan di penjarakan hanya karena mengexpresikan hak politiknya.
Semua peristiwa ini dilakuan oleh aparat kolonial untuk mempertahankan dan memeprluas wilayah kolonialnya di papua Barat, yang didukung oleh kapitalis dan imperalime global.
Oleh karena itu orang papua harus bangkit melawan hegemoni kolonial yang isinya pemusnahan ras melanesia di Papua Barat.
Kita harus menghapus air mata di negeri ini dengan perjuagan yang rasional bermartabat bukan karena balas dedam dan bukan juga emosinal yang tidak rasional. Kita harus mengahiri penderitaan ini agar semua orang tersenyum ketiga bangsa ini bebas meminpin dirinya sendiri sesui dengan Pradaban bangsa Papua di Mansinam.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply