KNPB-PDR Bomberay, Wilaya Timika Gelar Doa Bersama di Sekretariat, Bendungan, Timika, Papua. (Foto : Admin KNPB-PDR, Timika) |
Timika, (KM)--- Pembukaan Gerakan Doa Lintas
Bangsa (GDLB) secara Nasional yang di mediasi, Komite Nasional Papua Barat
(KNPB) sebagai media Rakyat Papua Barat dan Penanggung jawab Politik
Parlemen rakyat Daerah (PRD) Wilayah Timika, menggelar Ibadah pembukaan sebagai
doa bersama untuk mendukung tahapan United Liberation Movement For West
Papua (ULMWP) untuk Melanesia Spearhead Group (MSG) menuju
Pasifik Island Forum (PIF).
Thema yang diusung: “WEST PAPUA DARI
MSG MENUJU PIF” DAN INDONESIA SEGERA STOP GENOSIDA DI TANAH PAPUA,”
Ketua Panitia GDLB, Yanto Awekion mengatakan
tahapan demi tahapan perjuangan Papua merdeka sudah jelas dan sudah diakui di
rumpun Melanesia. Sebagai bahan pembuktiannya, ULMWP sudah diterima sebagai
pengamat/ Observer di MSG.
“Kami sangat mengharap, seluruh Rakyat
Papua baik yang ada di Timika maupun seluruh Papua teritori West Papua maupun
di luar Papua mohon mendukungan melalui Doa dan Puasa, untuk mendukung agenda Perjuangan bangsa
Papua ini, melalui ULMWP ke MSG menuju PIF,”kata Ketua Panitia GDLB, Yanto
Awekion, Jumat (17/05/2015) belum lama ini, sepertyi yang dirilis di
knpbnews.com
Kata yanto, tiga komponen fraksi
Pejungan Papua merdeka yakni WPNCL, PNWP, dan NRFPB, jangan diam nyatakan
sikap dukungan terhadap ULMWP dari MSG menuju PIF dengan Doa, berpuasa, ibadah,
jumpa press, dan Aksi damai,”tandasnya.
KNPB, juga menilai sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia bahwa, Pelanggaran Hak Asasi Manusia “HAM”
yang berat dapat mengadili sebagaimana diatur Pasal 1 angka 3 UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia “UU 26/2000” namun peradilan
Indonesia tidak perna mengadili pelaku kejahatan di papua barat. (Admin/01/KNPBNEWS.com/Antara/KM)
P
Sejak tadi malam, 17 Juli 2015, saya mengikuti berbagai pemberitaan di media massa yang terkesan menyudutkan pihak gereja, ditulis berdasarkan laporan/argumentas aparat keamanan (TNI/Polri), serta penyebaran berbagai surat kaleng/palsu di media social (Medsos), yang menempatkan orang Papua sebagai pihak yang anti toleransi umat beragama, maka dalam kesempatan ini saya perlu menegaskan atau menyampaikan beberapa hal agar dapat dipahami oleh seluruh warga Indonesia;
Pertama, tidak benar pemuda gereja GIDI, masyarakat Tolikara, dan Umat Kristiani melarang umat Islam untuk merayakan hari raya Idul Fitri (Sholat ied), namun harus mematuhi surat pemberitahuaan yang telah dilayangkan pemuda/gereja dua minggu sebelum kegiatan dilangsungkan; yakni tidak menggunakan penggeras suara (toa), apalagi jarak antar pengeras suara dengan tempat dilangsungkannya seminar nasional/internasional hanya berjarak sekitar 250meter. (baca juga kronologi singkat yang dikirimka Presiden GIDI).
Kedua, pimpinan gereja wilayah Kabupaten Tolikara, Presiden GIDI, Bupati Kabupaten Tolikara, Usman Wanimbo, dan tokoh masyarakat setempat telah menyampaikan maksud pemuda GIDI (Ibadah tidak menggunakan penggeras suara) sejak dua minggu sebelum hari “H” kegiatan seminar, dan hari raya idul fitri; Kami menilai, aparat Kepolisian dan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Tolikara tidak punya itikad baik untuk menjaga keamanan dan ketertibatan masyarakat Tolikara, termasuk umat Muslim sendiri. Kami sangat menyayangkan lambannya sosialisasi yang dilakukan aparat keamanan kepada warga muslim, sehingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, apalagi toleransi umat beragama sejak puluhan tahun lalu di Tolikara, dan secara umum di seluruh tanah Papua sangat baik, dan paling baik di Indonesia.
Ketiga, yang sangat disayangkan, para pemuda (11 orang tertambak timah panas aparat TNI/Polri saat dalam perjalanan ke Musolah untuk berdiskusi dengan warga setempat, 1 anak usia 15 tahun meninggal dunia, Endi Wanimbo, usia 15 tahun), belum sempat diskusi atau negosiasi dilangsungkan, aparat TNI/Polri sudah mengeluarkan tembakan secara brutal dan membabi buta, sehingga 12 orang tertembak. Jadi amukan dan kemarahan masyarakat bukan disebabkan oleh aktivitas ibadah umat muslim, tapi lebih karena tindakan dan perlakukan biadab aparat TNI/Polri, yang tidak membukan ruang demokrasi atau untuk mendiskusikan hal-hal yang baik bagi keberlangsungan ibadah kedua belah pihak.
Keempat, tidak benar masyarakat Tolikara, atau warga gereja GIDI melakukan pembakaran terhadap Mushola (seperti pemberitaan berbagai media massa di tingkat nasional), namun hanya beberapa kios yang dibakar pemuda, dan merembet hingga membakar Musolah karena dibangun menggunakan kayu, dan berhimpit-himpit dengan kios/rumah milik warga Papua maupun non-Papua, sehingga dengan cepat melebar dan terbakar; Tindakan spontan yang dilakukan beberapa pemuda membakar beberapa kios ini muncul karena ulah aparat keamanan yang tak bisa menggunakan pendekatan persuasive, tapi menggunakan alat-alat Negara (senjata dan peluru) untuk melumpuhkan para pemuda tersebut. Kami minta Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), dan Panglima TNI untuk juga mengusut tuntas penembakan warga sipil oleh aparat keamanan yang menyebabkan 1 orang meninggal dunia (Endi Wanimbo, usia 15 tahun), dan 11 orang terluka.
Kelima, saya sebagai pimpinan tertinggi gereja GIDI di seluruh Indonesia, telah menasehati umat saya agar tidak melarang umat apapun, termasuk saudara Muslim untuk melangsungkan ibadah, namun ibadah harus dilangsungkan di dalam koridor hukum wilayah tersebut, dan juga mematuhi surat atau himbauan yang dikeluarkan, demi keamanan, ketertibatan, dan ketentraman masyarakat setempat.
Keenam, yang datang mengikuti ibadah/seminar internasional di Kabupaten Tolikara bukan hanya warga GIDI di wilayah tanah Papua, tapi dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia, antara lain pemuda dari Nias, Sumatera Utara, Papua Barat, Kalimantan (Dayak), Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan diperkikran mencapai 2.000 orang pemuda GIDI.
Ketujuh, sebagai presiden GIDI, kami menyampaikan permohonan maaf kepada warga muslim di Indonesia, secara khusus di Kabupaten Tolikara atas pembakaran kios-kios yang menyebabkan Musolah (rumah ibadah warga muslim) ikut terbakar; Aksi ini merupakan spontanitas masyarakat Tolikara karena ulah aparat keamanan di Tolikara yang melakukan penembakan secara brutal.
Kedelapan, Kapolri dan Panglima TNI juga harus mengusut tuntas insiden penembakan terhadap 12 warga gereja, yang menyebabkan satu anak usia sekolah meninggal dunia; Ini merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, karena menggunakan alat Negara untuk menghadapi pemuda-pemuda usia sekolah yang tak datang untuk melakukan perlawanan atau peperangan.
Demikian pernyataan sikap ini dibuat untuk disebarluaskan kepada berbagai jaringan di tingkat lokal, nasional, dan internasional, terutama media massa, agar pemberitaan terkait insiden/peristiwa yang tidak kita inginkan ini dapat berimbang. Tuhan memberkati kita semua.
Kabupaten Tolikara, Provinsi Paapua, 18 Juli 2015
Presiden GIDI
Pdt. Dorman Wandikmbo
(HP: 081248604070);
RAKYAT PAPUA TETAP FOKUS PADA AGENDA PENENTUAN NASIB SENDIRI (SELF-DETERMINATION) |
Komisia agama--- Hari Jamat Kemarin Jumat tanggal 17 juli 2015 jam 10.00 wip, Kami KNPB dan PRD Bersama rakyat Papua di kota Timika adakan Ibadah Pembukaan Lintas Bangsa. Untuk mendukung ULMWP setelah masuk MSG sebagai anggota Observer untuk langkah penentuan nasib sendiri menuju PIF ( Porum Island Fasifik )..
Pelayan Firman oleh Pdt Daniel Bagau terambil dari Mzr 12: ayat 1-9.
ayat ke 4 Biarlah Tuhan mengerat segala bibir yang manis dan setiap lidah
yang bercakap besar.
dan ayat 5 dari mereka berkata : " dengan lidah kami,
kami menang. ayat 7 Janji Tuhan Janji yang Murni, bagaikan perak yang
teruji, tujuh kali di murnikan dalam dapur di tanah.
Selanjutnya ayat 8 Engkau Tuhan
yang akan menepatinya. Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap
angkatan ini. Umat Tuhan dan Rakyat Papua Rumpun melanesia jangan takut
menghadapi tantangan tapi tetap Berdoa dalam semua situasi yang di
hadapi bangsa Papua rumpun Melanesia yang berada di tanah Papua yang
mau menentukan nasip sendiri bagi bangsa Papua.
Berseru pada Tuhan dan bersandar pada Tuhan jangan pakai kekuatan sendiri. ini gambar susana pada Ibadah.
PRD Komisi Agama Wilayah Timika Mengajak sekali gus seruan doa bagi Gereja dan rakyat Papua sebagai berikut:
Pertama Kita semua Berdoa untuk penentuan nasib sendiri bagi Rakyat Papua.
Kedua, Kita berdoa atas Pengampunan Dosa Pribadi, Keluarga, Suku, dan Bangsa, supaya Tuhan Mengampuni Dosa Kita
Ketiga, Berdoa untuk Peperangan, anatara Keluarga dan keluarga, Peperangan antara Kelompok, antara Suku, Antar Golongan, antar Agama dan Antara Bangsa dan bangsa.
Keempat, Berdoa buat agenda tahapan ULMWP membawah Masalah Papua ke PIF, dan berdoa Buat MELINDA untuk menggangu Usaha ULMP supaya Usaha mereka dihancurkan oleh Kuasa Tuhan.
Jayapura,
Jubi – Insiden Karubaga mengakibatkan sembilan orang terluka tembak.
Kesembilan korban ini telah dievakuasi ke Jayapura dan Wamena.
Tiga korban
telah dirawat intensif di RSUD Wamena sejak Jumat (17/7/2015) sore
sedangkan enam lainnya dievakuasi ke Jayapura. Enam korban ini saat ini
dirawat di RSUD Jayapura.
Berikut nama-nama korban penembakan tersebut :
1. Altelu Yanengga (kaki kiri)
2. Edi Wanimbo (perut)
3. Perinus Wanimbo (kaki kanan)
4. Geratus Kogoya (paha kanan)
5. Ketilu Yikwa (paha kanan)
6. Erdinus Yikwa (paha kiri)
7. Alies Kogoya (kaki kiri)
8. Emison Pagawak (tangan kanan)
9. Yulianus Lambe (paha kiri).
Seperti
diberitakan sebelumnya, sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat (Jumat,
17/7/2015), pemuda dan umat Kristen datang untuk bernegosiasi agar umat
Muslim yang sedang mempersiapkan Sholat Ied. Namun permintaan tersebut
ditolak. Akhirnya terjadi adu mulut dan saling lempar. Saat itulah
aparat kepolisian datang di TKP mengeluarkan tembakan sehingga
mengakibatkan 9 orang Papua terluka.
Sebelum
kegiatan Seminar dan KKR di Tolikara pihak gereja sudah mengeluarkan
surat pemberitahuan bahwa tidak ada aktifitas lain. Hal ini sudah
diketahui oleh Kapolres Tolikara bersama Bupati Tolikara dan Presiden
GIDI (Gereja Injili Di Indonesia). (Victor Mambor/Yuliana Lantipo)
Sumber: JUBI
Foto : Kantor KNPB dan PRD Amungsa Mimika (MK doc). |
Timika,(KM)--
Rakyat Papua wilayah Amungsa yang tergabung dalam Komite Nasional Papua
Barat (KNPB) dan Parlamen Rakyat Daerah (PRD) tanah Amungsa-Mimika,
mengelar ibadah bersama hari Senin, (13/07/2015) siang kemarin,dengan maksud untuk menolak kehadiran Lembaga Masyarakt Adat (LMA) dan Barisan Merah Putih (BMP) di Papua.
Kedua
lembaga ini stigma lebih pro pada Integritas Indonesia, sedangkan hak -
hak politik sipil diabaikan serta menjual harkat, martabat serta perang
negatif ada dalamnya melalui barisan ini.
Pdt.Daniel Bagau
sekaligus Jubir PRD Wilayah Mimika ketika jumpa Perss mengatakan Kami
dari seluruh rakyat Papua Barat menolak dengan tegas kepada Lenis Kogoya
yang membuka dua lembaga besar seperti:lembaga masyarakat adat (LMA)
dan lembaga barisan merah putih (BMP).
Kehadiran dua Lembaga yang mengatasnamakan rakyat Papua ini, dalam nama
Tuhan, Yesus Kristus yang menciptakan umat manusia di bumi tanah Papua
ini kami menolak dengan penuh.
Melalui kedua program
diatas ini pengestelan dari Joko Widodo didelegasikan kepada staf khusus
asal Papua, Lenis Kogoya untuk mematikan harkat dan derajat pada rakyat
Papua Barat.
Kami tegas menolak atas pendoropan militer di seluruh teritori tanah
Papua karena misi untuk menghabisi rakyat, membunuh rakyat dengan
berbagai cara yang mereka pasang melalui minum -minuman, obat-obatan dan
hal- hal yang lain,” (tegasnya).
Semua sejarah perjuangan bangsa Papua Barat yang sedang perjuangkan ini
sampaikan syukur kepada yang punya kuasa atau penciptanya karena dialah
yang menciptakan seluruh muka bumi dan segala isinya,dan kami bangsa
Papua Barat tetap akan merdeka karena kami suda masuk ke Melanesian
Spearhead Group (MSG) , tambahkan dalam khotbanya.(Mesak Kedepa/KM)
KNPBTIMIKANEWS-- Ibadah
Pembukaan Gerakan Doa Lintas Bangsa (GDLB) secara Nasional di mediasi
oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) sebagai media Rakyat
Papua Barat dan Penanggung jawab Politik Parlemen rakyat Daerah (PRD)
Wilayah Timika, menggelar Ibadah doa bersama untuk mendukung tahapan
United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) melalui Melanesia Spearhead Group (MSG) menuju Pasifik Island Forum (PIF) dan Indonesia Segerah “STOP..!” Genosida diatas Tanah Papua.
“Gerakan Doa Lintas Bangsa dengan Thema “WEST PAPUA DARI MSG MENUJU PIF”
DAN INDONESIA SEGERA STOP GENOSIDA DI TANAH PAPUA,” Tertulis Spanduk
Ukuran besar di depan kantor sekertariat KNPB dan PRD Wilayah Timika.
Pada Jumat (17/05/2015), pada pukul 10:00 Wpb mulai dan diakhiri pada 14
:00 Wpb, Ibadah berjalan aman.
Panitia Kegiatan Gerakan Doa Lintas bangsa sekaligus Ketua KNPB I Wilayah
Timika (Yanto Awerkion) menyatakan Perjuangan Papua merdeka sudah jelas
dan benar dalam tahapan demi tahapan kita sudah berjuang sampai saat
ini Perjuangan Papua merdeka sudah diakui di rumpun Melanesia bukti
bahwa ULMWP sudah terima sebagai pengamat/ Observer di MSG. Sehingga
rakyat Papua jangan bosan-bosan, tapi tetap semangat.
Kami Panitia mengharap, seluruh Rakyat Papua baik yang ada di Timika
maupun seluruh Papua teritori West Papua maupun di luar Papua mohon
dukungan Doa dan Puasa Untuk mendukung agenda Perjuangan bangsa Papua
ini, melalui ULMWP ke MSG menuju PIF.
Lanjut Yanto, kami berharap tiga komponen fraksi Pejungan Papua merdeka yakni
WPNCL, PNWP, dan NRFPB “jangan diam nyatakan sikap dukungan terhadap
ULMWP dari MSG menuju PIF dengan Doa Puasa, ibadah, jumpa press, dan
Aksi damai,”mengajaknya.
KNPB,
juga menilai sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia bahwa,
Pelanggaran Hak Asasi Manusia “HAM” yang berat dapat mengadili
sebagaimana diatur Pasal 1 angka 3 UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia “UU 26/2000” namun peradilan Indonesia tidak perna mengadili pelaku kejahatan di papua barat.
Indonesia masih dilancarkan Pembunuhan;
pemusnahan; perbudakan; menghalangi kemerdekaan secara sewenang-wenang
yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional,
Penyiksaan,
pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan
seksual lain yang setara. penganiayaan terhadap suatu bangsa dan ras,
etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain semuanya ini telah
diatur dalam Undang-undang dasar Republik Indonesia maupun hukum
internasional.
Namun
kini Indonesia masih melanggar tidak sesuai dengan UUD yang berlaku
maka, dalam kondisi seperti itu, kita rakyat papua harus bersatu dan
keluar dari semua penjajahan tersebut.
Rakyat Papua sudah kembali
kepada keluarga kandungnya Melanesia (MSG) pada 26 Juni 2015 bulan lalu
dan agenda selanjutnya West Papua menujuh ke PIF oleh karena itu, rakyat West Papua melakukan Doa dan Puasa. dan Kita harus menjadikan perjuangan ini milik pribadi kita.
Selanjtnya
Wakil Parlemen Rakyat Daerah Wilayah Timika Sem Asso juga dengan tegas
mengutuk dalam nama Allah bangsa Papua bagi mereka yang main mata dengan
Melindo. rakyat papua sadar bahwa tahapan perjuangan Papua merdeka
melalui ULMWP sangat jelas. jadi ketiga Fraksi perjuangan sudah lahirkan
wadah kordinasi yakni ULMWP sejak taggal 1- 06 desember 2014 lalu.
Sehingga
tahapan sudah jelas menuju penentuan nasib sendiri “melalui ULMWP Ke
MSG sudah terima dan mengakui sebagai Pengamat/observer, dan selanjutnya
UMLWP akan melobi dalam Forum yang tertinggi di pasifik yakni PIF,
setelah diterima masuk ke Deklonisasi PBB, tahapan berikutnya masalah
papua akan di bawah ke mahkama internasional.
“Untuk membahas masalah
papua di mahkama internasional, hadirkan bebarapa Negara yang ikut
terlibat dalam masalah Papua yakni, Rakyat Papua (ULMWP), Belanda, Indonesia,
Amerika, dan PBB. Untuk menentukan nasib bangsa papua melalui
Referendum atau Indonesia mengakui kemerdekaan Papua sejak 1 desember
196,”1 Jelasnya.
Lanjut
Sem, kita rakyat papua harus yakin bahwa dalam bentuk apapun mutlak
dilawan terrhadap Kolonialisme, Kapitalisme dan Militerisme, perlawanan
kita secara damai bukan dengan kekerasaan. Sadarkan mereka melalui doa
dan puasa setiap hari. “pola
perlawanan yang damai dan bermartabat harus terus dilakukan tanpa
dipengaruhi oleh provokasi kekerasan penjajah Republik
Indonesia,”Pungkasnya.
Keberadaan
Indonesia ditanah papua tidak ada maksud yang baik hendak diterapkan
program negara republik Indonesia kepada rakyat papua, bertujuannya
menghabiskan orang Papua. Sehingga rakyat papua berdoa banyak. Hal ini
disampaikn oleh Pdt Deserius saat menjelaskan tahapan perjuangan
pembebasan Papua.
Lanjut
Deserius, rakyat Papua sudah dalam satu barisan persatuan perjuangan
kita melalui ULMWP. Indonesia menghalangi perjuangan bangsa Papua
bergabung dalam upaya-upaya UMLWP masuk PIF dengan sebuah buatan wadah
Republik Indonesia yaitu MELINDO (Malanesia-Indonesia), Maka kita berdoa
agar usaha mereka dipatakan oleh Tuhan,”bahan doa.
Kelompok
Malanesia Indonesia (MELINDO) ini juga sebagai Asosiasi di MSG hanya
untuk kepetingan ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara
Malanesia. Dan ULMWP di terimah sebagai Observer (Pengamat) dengan
tujuan agar politik perjuangan Papua menuju Penentuan Nasib sendiri.
Setelah
Orang Papua kembali ke rumah Malanesia melalui ULMWP dengan status
sebagai Observer (Pengamat), kondisi dipapua mulai berubah artinya
bahwa pergerakan Negara Republik Indonesia tidak tenang untuk
memusnahkan ras malanesia di teritori papua dalam rangka mempertahankan
Papua tetap dalam penindasan, penderitaan bagi masyarakat Malanesia di
Papua
Kemudian
ibadah Gerakan Lintas bangsa di Pimpin oleh Pdt Daniael Bagau, selaku
komisi agama PRD Wilayah Timika, dalam kotbanya menyatakan rencana
manusia bisa gagal tapi jika rencana Tuhan bilang Papua merdeka maka
kita Merdeka, dengan cara Tuhan. Sehingga kita tetap ada dalam rancangan
keinginan Tuhan.
Renungan
ibadah terdapat dalam (Mazmur 12:6-9) “Janji Tuhan adalah janji yang
murni”. “Allah menghargai orang yang membela kebenaran dan Allah
melindungi setiap orang yang membela kebenaran demi banyak orang” inti
Firman Tuhan. (Admin)
KNPB-PRD-Timika
FOTO KEGIATAN
IBADAH
PERAYAAN HUT KANTOR PRD & KNPB TIMIKA SEKALIGUS IBADAH LEPAS SAMBUT TAHUN
BARU
Timika-KNPB-News. Komite Nasional Papua Barat (KNPB ) dan Parlemen Rakyat Daerah
(PRD) wilayah Timika bersama KNPB Kaimana KBP fakfak serta rakkyat wilayah
Bomberay mengadakan Ibadah syukuran Perigati HUT kantor KNPB Timika yang ke-1
Sekaligus ibadah lepas sambut tahun baru 2014-2015.
Ibadah lepas sambut Peringati Hut Kantor PRD dan KNPB wilayah Timika itu dihadiri oleh ribuan rakyat di wilayah timika. Ibadah syukuran Perayaan HUT KNPB tersebut dilaksanakan Pada hari kamis 31 desember 2014 di halaman kantor parlemen wilayah Mimika. ( KNPB-Timika)
Foto Suasana IBADAH
Sumber: FB. Nesta Ones Suhuniap (SEKJEN KNPB PUSAT)
Langganan:
Postingan (Atom)
Alkitab Hari Ini
Popular Posts
-
Portmoresby-Suarapasema.blogspot.com- Komunike dari forum empat puluh enam pulau Pasifik yang diselenggarakan 8-10 September 2015 PNG di ...
-
Ibadah Pembukaan Gerakan Doa Lintas Bangsa (GDLB) secara Nasional di mediasi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) sebagai media ...
-
IBADAH PERAYAAN HUT KANTOR PRD & KNPB TIMIKA SEKALIGUS IBADAH LEPAS SAMBUT TAHUN BARU Timika-KNPB-News. Komite Nasional Pap...
-
Jayapura, Jubi – Insiden Karubaga mengakibatkan sembilan orang terluka tembak. Kesembilan korban ini telah dievakuasi ke Jayapura ...
-
Knpbnews, Timika— Korban pelaku penembakan, yang dilakukan oleh oknum Polisi Mimika Baru (MIRU), kejadian terjadi Pada 28 september 201...
-
Timika-KNPBNews: Hari ini selasa, 5 April 2016, Gabungan TNI/POLRI Timika-Papua Barat datang membubarkan Doa Lintas Bangsa Papua yang d...
-
P Sejak tadi malam, 17 Juli 2015, saya mengikuti berbagai pemberitaan di media massa yang terkesan menyudutk...